Rabu, 24 Juni 2015

Teori H.L Blum dan Aplikasinya dalam Penelitian Kesehatan


EXPANDING HEALTH CARE HORISON
From general System Concept of Health To a National Health Policy

by: HENRIK L BLUM


THE FORCE FIELD AND WELL- BEING PARADIGMS OF HEALTH

Gambar yang menunjukkan paradigma sehat menurut Blum :




Teori perilaku menurut Henrik L Blum terdiri dari 2 paradigma dasar yaitu The Force –  Field Paradigm dan The Well-being Paradigm.

THE FORCE FIELD  PARADIGMS OF HEALTH

Paradigma kekuatan menandakan adanya pandangan ekologi dari apa yang mempengaruhi kesehatan. Lebar panah dari gambar menandakan estimasi Blum dari arti penting factor tersebut mempengaruhi derajat kesehatan. Factor paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan adalah Lingkungan, kemudian , gaya hidup, genetic dan paling kecil pengaruhnya adalah factor pelayanan kesehatan. Faktor lingkungan terdiri dari variable lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomic. Faktor gaya hidup terdiri dari variable sikap dan perilaku. Faktor pelayanan kesehatan terdiri dari variable pencegahan, promosi, pengobatan, dan rehabilitasi.
Pada lingkaran tepi dari diagram terdapat 4 point besar kekuatan yang saling berhubungan dan mempengaruhi antara satu dengan lainnya yang disebut “ Kunci Sub-strata “ yang terdiri dari : sumber daya alam, populasi, system budaya, kepuasan manusia dan keseimbangan ekologi. Yang kemudian disebut sebagai the force field paradigm.

WELL- BEING PARADIGMS OF HEALTH

Paradigma kesehatan adalah pedoman dalam ruang lingkup materi teori kesehatan dan fakta yang terjadi di masyarakat.
Pusat dari diagram Blum yang menjadi objek pusatnya adalah “ Sehat / Well –  being “, dilihat dari aspek fisik, social dan somatic, yang kemudian disebut sebagai  well being paradigm.

Hubungan antara Well – being dengan variable ekonomi, social, budaya dan lingkungan fisik.
Kemelaratan/kemiskinan,  Kekayaan/kemakmuran dan Ras/Bangsa (Poverty, Affluence and race)
“ In general, poverty is associated with greater persistence of negative health “
Orang yang miskin akan lebih miskin dalam kesehatan. Secara umum digambarkan bahwa orang yang miskin maka akan memiliki status kesehatan yang negative.
Terdapat hubungan yang luar biasa antara kejadian TBC  dengan kemiskinan diantara wanita kulit putih dalam berbagai variasi umur. Juga ada hubungan antara kejadian kanker perut dengan kemiskinan pada laki – laki dan wanita kulit putih, dan 2x lebih besar pada laki – laki pada semua level ekonomi.
Obesitas yang berlebih dapat berhubungkan dengan penyakit fisik dihubungkan dengan status ekonomi. Malnutrisi ( biasanya, tetapi tidak selalu karena kemiskinan ) diidentifikasi sebagai factor utama penyebab dari atau akibat dari infeksi dan menimbulkan pengaruh yang meluas pada angka kematian dan kesalitan bayi dan anak – anak.Hubungan antara malnutrisi dengan angka kematian bayi juga sangat berhubungan dengan status social, dan berhubungan dengan perkembangan otak bayi.
Economic Development and Fluktuation
Kenyataan yang tidak bisa dipungkiri adalah bahwa tekanan darah tinggi dan penyakit system kardiovaskular merupakan hasil dari kelas social yang modern atau masyarakat industrialisasi. Status kesehatan pada daerah yang belum berkembang lebih baik jika dibandingkan dengan daerah yang sudah maju.
Pola pekerjaan, perpindahan, inflasi, perubahan budaya yang cepat, kehilangan pekerjaan, hubungan social , kondisi stress, merupakan indicator pada proses dan kebijakan ekonomi dalam penentuan status kesehatan. Kehilangan pekerjaan permanent dapat menurunkan optimisme masa depan yang akan berpengaruh terhadap penurunan kesehatan somatic, fisik maupun sosial. Konsekuensi dari kenaikan ekonomi dapat terjadi penyakit stroke, influenza, pneumonia, cardiovascular,cirosis dan kecelakaan, efek dari penurunan ekonomi dapat menyebabkan bunuh diri, kehilangan rumah, tindakan criminal, dan sakit jiwa.
Education
Terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dan pendidikan dengan angka kematian dan kesakitan. Sebagai contoh orang berpendidikan tinggi mempunyai pekerjaan layak dan pendapatan yang cukup dalam hal ekonomi. Maka lebih mudah baginya mendapatkan perawatan dan pemeliharaan kesehatannya. Hal ini mengurangi angka kesakitan dan memperpanjang hidup. Orang yang berpendidikan cukup maka pemahaman terhadap kesehatan baik.

Occupational Expossures and Job – related Health
The national Institute for Occopation Health and Safety memperkirakan pada tahun 1972 di Amerika menyatakan bahwa sebanyak 100.000 oarang meninggal dan 390.000 lainnya menderita sakit karena bekerja di industri Amerika, dikarenakan paparan terhadap substansi berbahaya sepanjang hidupnya. Misalnya pekerja di proyek energi atom dua kali lipat beresikolebih tinggi terkena kanker pancreas dibandingkan yang lain. Wanita yang bekerja lebih rentan terserang penyakit akut dibandingkan wanita yang tidak bekerja. Sangat dianjurkan untuk mengikuti asuransi kecelakaan kerja untuk mengaintisipasi kecelakaan atau kecacatan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.
General Physical Environment
Housing, crowding and population density
Kepadatan mempunyai efek yang kecil terhadap kesehatan dan berefek dalam pada tingkat emosional misalnya pada kekhawatiran dan ketidakbahagiaan. Misalnya di Taiwan, Afrika Selatan kepadatan rumah digambarkan sebagai factor penyebab peningkatan tekanan darah.
Air Pollution
Hubungan antara polusi udara dan kesehatan dapat digambarkan dengan angka kejadian serangan asma, bronchitis, empisema dan kanker paru. Dalam jangka panjang dan secara tidak langsung ada hubungan antara pulosi udara dengan kejadian kanker perut.
Traffic
Terdapat hubungan antara angka kejadian kecelakaan dengan kadar alcohol dalam darah, yang berhubungan dengan kecepatan mengendara.. Kematian akibat kecelakaan lebih tinggi pada kulit hitam dibandingkan dengan kulit putih, terutama pada usia 16-24 tahun karena kurangnya akses untuk mengemudi dan perijinan.
Noise
Terdapat hubungan yang sangat berarti pada bising suara dengan kesehatan. Terpapar suara yang bising dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan kejadian penyakit kardiovascular sampai 60%. Kebisingan dihubungkan dengan gangguan psikologis dan perkembangan kognitif di rumah, sekolah dan berakibat pada system cardiovascular, endokrin, respiratory dan digestive, serta dapat meningkatkan tekanan darah. Kebisingan tingkat tinggi pada militer dan industry dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sesaat atau menetap. Kebisingan karena bandara bisa menyebabkan kematian karena stroke, penyakit kardiovascular, sirosis, dan kanker paru.
Stress
Beberapa aspek yang mempengaruhi angka kejadian stress :
Population or areal density
Dapat dilihat dari areal pemukiman, kepadatan populasi sangat berhubungan dengan kebisingan, dan kualitas hubungan social. Kepadatan populasi sangat erat hubungannya dengan angka kejadian TBC, pneumonia, penyakit kronis, bunuh diri, AKB, sakit mental dan penyakit kelamin.
Sosiological Stressors
Sosiological Stressors dapat diartikan sebagai beberapa aspek yang dapat mengganggu well being / kesehatan. Stress ditempat kerja, misalnya tempat kerja yang terlalu jauh dapat menurunkan kualitas kerja yang bisa menimbulkan tekanan dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Tekanan kerja dan keadaan frustasi memicu timbulnya serangan jantung.
Life Changes
Stress yang terjadi baik dalam waktu yang pendek maupun jangka panjang dapat menimbulkan peningkatan kejadian kesakitan. Stress pada individu akan menimbulkan resiko terjadinya penyakit kronik dan akan berpengaruh terhadap keluarga.Perubahan hidup ada yang positive ( Socially favorable change ) misalnya menikah, atau yang negative (Socially unfavorable change ) misalnya kematian anggota keluarga, perceraian, kehilangan pekerjaan dll sangat rentan terjadinya stress dan terjadinya penyakit.


Hubungan antara Well – being dengan variable perilaku dan gaya hidup.

Smoking
Kebiasaan merokook berhubungan dengan angka kejadian kelainan janin, misalnya kanker paru, mulut, pharing, laring, esophagus dan kanker kandung kencing. WHO mengidentifikasi bahwa merokok merupakan penyebab paling penting gangguan kesehatn dan kematian. Disisi lain rokok merupakan penopang ekonomi pada industri temabakau. Di Uni Soviet rokok sebagai penyabab utama peningkatan kematian.
Diet
Diet dan kegemukan berhubungan dengan tekanan darah, serangan jantung, penyakit atheroskerosis, dan stroke, kanker system gastrointestinal, diabetes, penyakit liver dll. 85% anak dengan kegemukan maka akan menjadi kegemukan ketika mereka dewasa. Vegetarian menunjukkan angka hipertensi yang lebih rendah, penurunan resiko kanker.
Alkohol
Alkohol berhubungan dengan kejadian kecelakaan, sirosis, devisiensi vitamin, inflamasi pada pancreas, esophagus dan perut. Prosentase terjadinya kanker yang mengkonsumsi alcohol meningkat dari 6,1% menjadi 9,1% untuk kulit hitan dan dari 11,3% menjadi 12,5%  untuk kulit hitam dan tertinggi terjadi di Puerto Rica sebanyak 27,9%. Kematian karena kecelakaan kendaraan bermotor yang berhubungan dengan pemakaian alcohol dari 50% naik menjadi 75% dan 11 persen dari kematian secara langsung dan tidak langsung berhubungan dengan alcohol.
Exercise
Rendahnya aktivitas fisik sangat erat hubungannya dengan peningkatan angka kejadian penyakit hati. Olahraga yang sangat popular dan menyehatkan adalah fitness.
Manifest Health Behavior ( Perilaku Pendukung Kesehatan )
Pola perilaku pendukung kesehatan sering berhubungan dengan pengetahuan, gaya hidup, penggunaan pelayanan kesehatan dan kemudahan mendapatkan intervensi primer, dan sebagian berhubungan dengan pendidikan, ekonomi dan status social. Misalnya kepatuhan terhadap immmunisasi dan pap smear. Contoh lain adalah penggunaan sabuk keselamatan saat berkendara dan naik pesawat memperlihatkan adanya penurunan angka resiko kecelakaan dan kematian pada anak dan dewasa.
Support networks ( Dukungan )
Tidak adanya dukungan sekitar yang terjadi akhir – akhir ini terhadap kesehatan bisa terjadi karena kematian suami, perceraian, hidup terpisah dan sesorang yang single, dimana menjadi tidak ada tempat berbagi untuk mengurangi stress.

Hubungan antara Well – being dengan variable genetik.

Maladaption
Fakta adanya peningkatan kasus penyakit degeneratif pada masyarakat industri. Hanya sedikit waktu bagi manusis untuk berubah atau  beradaptasi dengan makanan, jenis tekanan dan stress. Penyakit tertentu terjadi pada seseorang yang tidak mempunyai kemampuan  beradaptasi terhadap lingkungannya seperti Aterosklerosis, sering terjadi pada masyarakat industri.
Spesific Condition
Kondisi Orang tertentu yang rentan terhadap suatu penyakit. Tubuh ( secara genetic) gagal beradaptasi dengan penyakit tertentu dan lingkungan. Contoh intoleransi terhadap obat dapat dikategorikan sebagai penyakit

Resistance to Disease
Kemampuan dalam diri individu mempertahankan kesehatan tidak hanya dipengaruhi oleh factor keturunan tetapi lebih merupakan gabungan dari factor genetic (kelebihan / kelemahan ) dan dukungan lingkungan yang relevan untuk mendukung kearah baik / buruk.
Peran genetic tidak diragukan lagi adalah sangat penting dalam penentuan status kesehatan seseorang. Misalnya : seseorang dengan kelainan sickle cell akan menghadapi masalah apabila tinggal di daerah yang tinggi / pegunungan.

Hubungan antara Well – being dengan penggunaan penyedia pelayanan kesehatan
Akhir-akhir ini banyak orang termasuk peneliti melakukan peningkatan status kesehatan dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Disamping adanya bukti klinis tentang manfaat yang semakin baik dari berbagai macam pengobatan yang disediakan, masih banyak pertentangan/kontroversi bagi dokter peneliti yang dihubungkan dengan peningkatan status kesehatan dan peningkatan kemampuan bertahan hidup. Dalam kasus ini keberadaan dokter lebih banyak dihubungkan dengan penyakit yang lebih cenderung berhubungan dengan usia, berdampak pada populasi yang ada, dimana ketika diberikan sebuah terapi justru menimbulkan permasalahan baru yang harus ditangani pula. Lebih-lebih lagi banyak orang yang terlibat dalam pengobatan mempunyai tujuan yang kecil tentang menikmati hidup atau bebas dari penyakit dan efek yang diberikan.  Mungkin lebih dari separo pelayanan kesehatan ditujukan untuk perawatan/pengobatan yang mungkin meningkatkan fungsi atau meningkatan kemampuan dan membebaskan psien dari rasa tidak nyaman tetapi sebenarnya tidak menyembuhkan penyakit atau memperbaiki kesehatanya.
Kebenaran yang lain yaitu banyak pengobatan yang dihubungkan dengan pengalihan pemberian pelayanan social pada masyarakat umum ke sector kesehatan, misanya perawatan lansia  model supervisi dan penggunaan bantuan/asisten diganti dengan adanya home care nursing. Juga banyak dokter yang bertindak dalam kegiatan pemberian sertifikasi, pemilahan dan menjadi supervise dalam sebuah institusi, sehingga aktifitas dokter yang sangat minimal dilakukan adalah promosi kesehatan tentang mempertahankan status kesehatan seseorang.


General Availability and Utilization of Medical Care
Peningkatan umur harapan hidup sering kali dihubungkan dengan kebutuhan perawatan, pencegahan penyakit, informasi dll. Namun semua itu tidak banyak berarti dalam penilaian status kesehatan bayi dan anak-anak, sekitar 86% fakta yang dibutuhkan dalam penilaian statusbayi dan anak-anak adalah ketersediaan air bersih dan adanya fasilitas kesehatan.
Namun ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dalam berbagai tingkat  menjadi tidak efektif  apabila tidak dilakukan penghitungan dari segi ketersediaan suplai air bersih, perumahan yang baik, peningkatan status gizi dan sanitasi yang baik.

Enhanced Utilitation of Medical Care
Tidak ada perbedaan yang signifikan pada status kesehatan orang-orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan sekedarnya dibandingkan dengan orang-orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan tingkat tinggi saat semuanya mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif.
Di Guatemala dilakukan penambahan fasilitas kesehatan namun tidak  menunjukkan adanya penurunan angka kesakitan secara signifikan. Sebaliknya di Navajo orang yang hidup primitive namun mempunyai asupan gizi yang adekuat justru memiliki status kesehatan yang baik sehingga hanya ada 2 jenis penyakit yang melanda daerah tersebut yaitu infeksi telinga dan TBC.

Quality Control of Medical Care
Di Inggris dalam kasus tertentu tingkat mortalitas cenderung menurun dirumah sakit pendidikan. Jika malah terjadi kenaikan tingkat mortalitas kemungkinan karena penambahan  pelayanan kesehatan namun tanpa diadakan control terhadp pelayanan kesehatan yang diberikan. Arti luas dari kualitas adalah pemberian pelayanan kesehatan yang focus pada kebutuhan klien dan system pelayanan kesehatan yang ada, tentang bagaimana pasien bisa menerima pelayanan kesehatan yang diberikan, level kesehatan yang mereka butuhkan, dan keuntungan yang optimal dari adanya pelayanan kesehatan tersebut bagi individu maupun populasi disekitarnya.

Addition of Specifically-relevant medical Care Selected Population at Known Risk from Specific Hazard
Akibat dari efektifitas kemotherapi seperti infeksi bakteri meningitis, septikemi. Pneumoni, syphilis, tuberculose bahkan lepra adalah hal-hal yang sudah jelas diketahui. Namun kejadian trend yang lama dan terus berulang  akan membuat keluhan tersebut cenderung menurun (atau naik), termasuk penderitaan mereka dan respon mereka yang berat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya akan cenderung berkurang dan mereka menjadi lebih mandiri terhadap pemberian kemotherapi. Tetapi pemberian cemotherapy menjadi satu-satunya yang disalahkan atas terjadi hal-hal tersebut diatas.
Contoh lain yang cukup bagus dalam keefektifan pemberian pelayanan kesehatan adalah di area pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Pengenalan resiko yang dilakukan oleh perawat, bidan dan perawat komunitas menurunkan angka kematian bayi kehamilan  yang tidak diinginkan.  Penyuluhan tentang pemenuhan nutrisi secara positif berhubungan dengan penurunan angka prematuritas. Sebuah proyek penelitian di Guatemala,Nigeria, dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa pelayanan primer dan peningkatan pemberian nutrisi secara substansial berpengaruh terhadap kematian bayi dan anak umur 1-4 tahun. Bahkan meskipun hal ini dilakukan pada pelayanan kesehatan yang terbatas untuk anak-anak yang miskin ternyata menunjukkan hasil yaitu 60% mengurangi kejadian demam rematik dibandingkan dengan daerah dengan kondisi demografi yang hampir sama namun tidak dilakukan proyek tersebut. Keluarga berencana dan peningkatan kejadian aborsi (sebagai hasil dari pelegalan aborsi), sangat berhubungan dengan penurunan angka kematian bayi.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa pelayanan kesehatan yang berfokus pada preventif/pencegahan atau amelioration pada kondisi yang spesifik meningkatkan keefektifan pelayanan, lebih-lebih pada kondisi tertentu. Yang tidak bisa dikatakan adalah bahwa peningkatan jumlah pelayanan kesehatan, melebihi beberapa target dasar yang minimum berhubungan dengan peningkatan status kesehatan secara umum.
Pelayanan kesehatan, meskipun efektif untuk memperbaiki beberapa kondisi, tidak selalu merupakan pendekatan yang bijaksana untuk meningkatkan status kesehatan sebagaimana peralatan/perangkat yang jelas atau beberapa prosedur pencegahan. Pencegahan keracunan atau pada pencegahan kejadian poliomyelitis adalah contoh pendekatan prosedur preventif/pencegahan yang jelas. Keduanya berdasarkan pada metode sains yang baik dan komprehensif/menyeluruh, walaupun pada kejadian pencegahan keracunan tidak seluruhnya berhubungan dengan hal medis dan pada pendcegahan poliomyelitis tidak membutuhkan petugas kesehatan yang ahli untuk melakukan hal tersebut. Hal yang bisa diperdebatkan adalah bahwa pelayanan kesehatan merupakan korban dari peningkatan harapan yang tidak realistic.

Hazard of Medical Care
Resiko dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai penyakit yang didapat dari apa yang dilakukan tenaga kesehatan.
Akibat dari efektifitas kemotherapi seperti infeksi bakteri meningitis, septikemi. Pneumoni, syphilis, tuberculose bahkan lepra adalah hal-hal yang sudah jelas diketahui. Namun kejadian trend yang lama dan terus berulang  akan membuat keluhan tersebut cenderung menurun (atau naik), termasuk penderitaan mereka dan respon mereka yang berat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya akan cenderung berkurang dan mereka menjadi lebih mandiri terhadap pemberian kemotherapi. Tetapi pemberian cemotherapy menjadi satu-satunya yang disalahkan atas terjadi hal-hal tersebut diatas.
Contoh lain yang cukup bagus dalam keefektifan pemberian pelayanan kesehatan adalah di area pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Pengenalan resiko yang dilakukan oleh perawat, bidan dan perawat komunitas menurunkan angka kematian bayi ari kehamilan  yang tidak diinginkan.  Penyuluhan tentang pemenuhan nutrisi secara positif berhubungan dengan penurunan angka prematuritas. Sebuah proyek penelitian di Guatemala,Nigeria, dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa pelayanan primer dan peningkatan pemberian nutrisi secara substansial berpengaruh terhadap kematian bayi dan anak umur 1-4 tahun. Bahkan meskipun hal ini dilakukan pada pelayanan kesehatan yang terbatas untuk anak-anak yang miskin ternyata menunjukkan hasil yaitu 60% mengurangi kejadian demam rematik dibandingkan dengan daerah dengan kondisi demografi yang hampir sama namun tidak dilakukan proyek tersebut. Keluarga berencana dan peningkatan kejadian aborsi (sebagai hasil dari pelegalan aborsi), sangat berhubungan dengan penurunan angka kematian bayi.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa pelayanan kesehatan yang berfokus pada preventif/pencegahan atau amelioration pada kondisi yang spesifik meningkatkan keefektifan pelayanan, lebih-lebih pada kondisi tertentu. Yang tidak bisa dikatakan adalah bahwa peningkatan jumlah pelayanan kesehatan, melebihi beberapa target dasar yang minimum berhubungan dengan peningkatan status kesehatan secara umum.
Pelayanan kesehatan, meskipun efektif untuk memperbaiki beberapa kondisi, tidak selalu merupakan pendekatan yang bijaksana untuk meningkatkan status kesehatan sebagaimana peralatan/perangkat yang jelas atau beberapa prosedur pencegahan. Pencegahan keracunan atau pada pencegahan kejadian poliomyelitis adalah contoh pendekatan prosedur preventif/pencegahan yang jelas. Keduanya berdasarkan pada metode sains yang baik dan komprehensif/menyeluruh, walaupun pada kejadian pencegahan keracunan tidak seluruhnya berhubungan dengan hal medis dan pada pendcegahan poliomyelitis tidak membutuhkan petugas kesehatan yang ahli untuk melakukan hal tersebut. Hal yang bisa diperdebatkan adalah bahwa pelayanan kesehatan merupakan korban dari peningkatan harapan yang tidak realistic.

Deskripsi Kesehatan











Ada 12 indikator pengukur ststus kesehatan yang akan kita bicarakan yang kesemuanya merupakan gabungan dari indicator pada kesehatan fisik, social dan somatic yang akan membedakan ststus kesehatan positif ( baik ) atau negative ( jelek ).
Dalam mengukur status kesehatan maka 12 indikator harus dinilai secara utuh dan tidak dipisah – pisah kan karena hal itu mewakili dari ke 3 aspek kesehatan baik fisik, somatic maupun social.

Psychic Health

“ Psychic health is considered first because of its distinctive and central role in the functioning of members of the species homo sapiens “

Kesehatan fisik merupakan bagian pertama yang membedakan manusia dengan spesies lainnya. Manusia bukan hanya sadar tetapi mereka mengetahui / menyadari ketika “merasakan “ perbedaan, seperti ketika seseorang merasa sakit, lesu dll yang  dapat mereka rasakan dari adanya rangsangan dari panca indera. Dari rangsang panca indera maka dapat dikuatkan atau di kembangkan dengan adanya pemeriksaan laborat yang bisa diambil dari jaringan, cairan atau penemuan aktivitas sub system unutk menegakkan status kesehatannya. Orang yang mau introspeksi terhadap tubuhnya maka akan selalu melakukan pengamatan terhadap setiap fungsi tubuh dan akan merespon dari hasil pengamatan untuk mengetahui status kesehatannya.

Social  Health

“ The state of one’s social health can be defined as the degree of appropriateness of one’s behavior with the individual members of one’s family, with one’s family as an entity and the hierarchy of homo sapiens systems which provide the institutions, persons, and other species with which one must integrate “

Kesehatan sosial digambarkan dengan perilaku individu/seseorang terhadap anggota individu lain ataupun antara satu keluarga dengan keluarga lainnya sebagai satu kesatuan sistem yang saling berintegrasi.Perilaku social yang merusak dari individu dapat ditunjukkan dari perilaku mengendarai kendaraan yang terlalu cepat, mengkonsumsi makanan yang berlebihan, mengkonsumsi minuman keras, merokok dan konsumsi obat – obatan terlarang. Ketika resiko mulai dirasakan dan perilaku yang rusak tersebut tetap dilakukan maka akan muncul fenomena sakit secara fisik dan social. Masyarakat yang mengalami perubahan cepat dan dipengaruhi oleh budaya lain, lebih sulit mempertimbangkan kesehatan sosial.
Penyakit kesehatan sosial yang sering muncul adalah proses ” penuaan ”. Memasuki proses penuaan maka orang menjadi tidak bisa lagi mengerjakan aktivitas rutin yang sering dilakukan sebelumnya, sehingga peran keluarga harus tetap mendorong untuk memiliki rasa tetap berguna secara sosial dan merasa sehat secara fisik. Tetapi  ketika orang lanjut usia hidup dalam keterasingan / isolasi, maka meraka tidak lagi bisa menjadi kesatuan atau tidak bisa berguna dalam sistem keluarga.Sehingga penuaan biasanya dihubungkan dengan penurunan daya tangkap, penurunan keseimbangan tubuh dan penurunan control sub system. Dengan kata lain kegagalan secara somatik dan fisik bisa terjadi jika mereka tidak mampu menggabungkan kondisinya dengan cara masih berpenampilan seperti anak muda yang sering disebut ” mislabeling ”. Jika mereka masih belum bisa menerima bahwa kematian sebagai hal yang normal maka akan menyebabkan ” intolerable ending”.

Somatic  Health

“ Somatic health encompasses the functioning of the subsystems contained by the person system level “

Kesehatan somatik merupakan fungsi subsistem kesehatan dalam tingkatan sistem manusia. Ketidaknyamanan tubuh apakah itu ada perubahan secara sub system atau tidak, tetap harus dipersepsikan sebagai penurunan fungsi subsistem yang dapat menjadi kesakitan secara fisik. Penyakit bisa terjadi tanpa kita sadari, hal itu dapat dibuktikan dengan adanya test khusus atau test yang lebih luas untuk melihat berbagai variasi keseimbangan system untuk menentukan panyebab keseimbangan menjadi menurun. Penelitian genetic yang cermat terkadang bisa digunakan untuk memprediksi penyakit klinik yang sudah jelas, misalnya diabetes militus. Test genetic juga berguna untuk memetukan status kesehatan generasi berikutnya, misalnya pada kasus karier sickle-cell maka biasanya anaknya akan menderita hal yang sama jika dia menikah dengan orang yang mempunyai kondisi serupa. Status genetic dapat digunakan untuk menilai apakah sesorang itu sehat atau sakit sebelum atau beberapa saat setelah kelahiran.








12 Indikator Pengukur Status Kesehatan

Life expentancy or duration
Masa kelangsungan hidup individu ( UHH ) umumnya dilihat dari rata – rata tahun yang mampu dilalui dari sekelompok individu atau dilihat dari derajat kematian yang cepat  dibandingkan dengan beberapa standar  terpilih ( predictor somatic )
Impairement ( Disease or Infirmity )
Penilaian dimulai dari bentuk anatomis/fisik maupun psikologis yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin (predictor somatic/fisik )
Discomfort or Illness
Ketidaknyamanan/penderitaan yang dirasakan seseorang baik somatik, fisik maupun sosial ( kombinasi )
Disability or incapacity
Ketidakmampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas – tugas/kewajibannya sesuai dengan umur, jenis kelamin dan peranan sosialnya dalam masyarakat
 (predictor somatik, fisik maupun sosial  atau kombinasi )
Participation in health care
Kepedulian untuk bertukar pikiran dengan tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan maupun memelihara kesehatan dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik  (predictor utamanya kesehatan social, walaupun kadang – kadang tergantung dengan predictor somatikataupun fisik )
Health behavior
Perilaku atau gaya hidup yang dapat mendukung maupun mengancam derajat kesehatan seseorang. Perilaku ini termasuk didalamnya adalah merokok, alkohol, istirahat yang tidak teratur, maupun perilaku lain yang berisiko ( Utamnya predictor social )
Ecologic behavior
Perilaku seseorang terhadap lingkungan sekitarnya seperti spesies lain, sumber daya alam dan ekosistem (predictor social )

Sosial behavior
Perilaku seseorang terhadap individu lain, keluarga, masyarakat ataupun bangsa lain. Termasuk didalamnya kemampuan seseorang untuk menolong orang lain maupun merampok, membunuh ataupun hal buruk lainnya (predictor social )
Interpersonal relationship
Kemampuan berkomunikasi maupun berhubungan dengan orang lain ( Utamanya predictor fisik, tetapi juga sangat dipengaruhi predictor somatic dan social )
Reserve or positive health
Kemampuan seseorang untuk melawan penyakit maupun menjalani hidup dengan kelainan somatik, fisik maupun tekanan sosial yang dideritanya ( Kombinasi dari predictor fisik, social dan somatic )
External Satisfaction
Perasaan gembira/kenikmatan hasil dari kontak dengan institusi sosial utama seperti rumah, pekerjaan, insitusi pendidikan, rekreasi, transportasi maupun pelayanan kesehatan ( Utamanya predictor kesehatan sosial, tetapi juga sangat dipengaruhi predictor somatic dan fisik )
Internal satisfaction
Perasaan gembira/kenikmatan hidup yang diperoleh atas terpenuhinya kebutuhan diri ( Utamanya predictor kesehatan fisik, tetapi juga sangat dipengaruhi derajat   somatic dan sosial.


DAFTAR PUSTAKA

Blum, Henrik L. (1983). Expanding Health Horizons: From a General Systems
    Concept of Health to a National Health Policy. Oakland, California: Third Party
    Publishing Company.

1 komentar:

  1. selamat siang kak.
    kak mau tanya.
    kakak punya e booknya HL, Blum gg??
    terima kasih kak.

    BalasHapus