Kamis, 08 Desember 2011

BAB V


BAB 5
ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1    Data Umum
Bagian ini akan menyajikan karakteristik responden berdasarkan tingkat umur, pekerjaan dan suku.
5.1.1        Karakteristik Responden Tentang Kejadian Fluor Albus Patologis Menurut Umur

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Tentang  Kejadian Fluor Albus
              Patologis Menurut Umur di Desa Pojok Wilayah Kerja
              Puskesmas Sukorame Kediri Bulan September Tahun 2011.

Umur
Kejadian Fluor Albus Patologis
Total
Terjadi
Tidak Terjadi
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
15 – 17 tahun
0
0
4
4,5
4
4,5
18 – 20 tahun
0
0
12
13,5
12
13,5
21 – 39 tahun
1
1,1
46
51,7
47
52,8
40 – 49 tahun
3
3,3
23
25,9
26
29,2
Total
4
4,4
85
95,6
89
100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui, bahwa sebagian besar responden yaitu 47 (52,9%) berumur 21 – 39 tahun. Sebagian besar responden, yaitu 46 (51,7%) responden yang berusia 21 – 39 tahun, tidak mengalami kejadian fluor albus patologis dan hanya 1 (1,1%) responden yang mengalami kejadian fluor albus patologis. Berdasarkan tabel di atas, kejadian fluor albus patologis terbanyak, terjadi pada umur 40 – 49 tahun, yaitu 3 (3,3) responden.



5.1.2        Karakteristik Responden Tentang Penggunaan Sabun Antiseptik Daun Sirih Menurut Umur

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Tentang Penggunaan Sabun Antiseptik  
              Daun Sirih Menurut Umur di Desa Pojok Wilayah Kerja
              Puskesmas Sukorame Kediri Bulan September Tahun 2011.

Umur
Penggunaan Sabun Antiseptik Daun Sirih
Total
Menggunakan
Tidak Menggunakan
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
15 – 17 tahun
1
1,1
3
3,3
4
4,4
18 – 20 tahun
10
11,2
2
2,2
12
13,4
21 – 39 tahun
24
27
23
25,9
47
52,9
40 – 49 tahun
4
4,5
22
24,8
26
29,3
Total
39
43,8
50
56,2
89
100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui, bahwa sebagian besar responden yaitu 47 (52,9%) berumur 21 – 39 tahun. Hampir setengah responden, yaitu 24 (27%) responden, menggunakan sabun antiseptik daun sirih dan  hampir setengah responden, yaitu 23 (25,9%) responden yang berusia 21 – 39 tahun, tidak menggunakan sabun antiseptik daun sirih. Berdasarkan tabel, responden yang tidak menggunakan sabun antiseptik daun sirih dengan jumlah terbanyak, yaitu pada responden yang beumur antara 21 – 39 tahun.
5.1.3        Karakteristik Responden Tentang Kejadian Fluor Albus Patologis Menurut Pekerjaan

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Tentang Kejadian Fluor Albus
               Patologis Menurut Pekerjaan di Desa Pojok Wilayah Kerja
               Puskesmas Sukorame Kediri Bulan September Tahun 2011.

Pekerjaan
Kejadian Fluor Albus Patologis
Total
Terjadi
Tidak Terjadi
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
PNS
0
0
0
0
0
0
Swasta
3
3,3
55
61,9
58
65,2
Wiraswasta
1
1,1
4
4,5
5
5,6

Pekerjaan
Kejadian Fluor Albus Patologis
Total
Terjadi
Tidak Terjadi
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Ibu Rumah Tangga
0
0
18
20,2
18
20,2
Pelajar
0
0
8
9
8
9
Total
4
4,4
85
95,6
89
100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui, bahwa sebagian besar responden, yaitu 58 (65,2%) bekerja swasta. 55 responden (61,9 %) tidak mengalami fluor albus patologis dan 3 responden (3,3%) mengalami fluor albus patologis.

5.1.4        Karakteristik Responden Tentang Penggunaan Sabun Antiseptik Daun Sirih Menurut Pekerjaan

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Tentang Penggunaan Sabun Antiseptik
              Daun Sirih Menurut Pekerjaan di Desa Pojok Wilayah Kerja
              Puskesmas Sukorame Kediri Bulan September Tahun 2011.


Pekerjaan
Penggunaan Sabun Antiseptik Daun Sirih
Total
Menggunakan
Tidak Menggunakan
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
PNS
0
0
0
0
0
0
Swasta
22
24,8
36
40,4
58
65,2
Wiraswasta
2
2,2
3
3,4
5
5,6
Ibu Rumah Tangga
10
11,2
8
9
18
20,2
Pelajar
5
5,6
3
3,4
8
9
Total
39
43,8
50
56,2
89
100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui, bahwa sebagian kecil responden, yaitu 22 (24,8%) yang bekerja swasta, menggunakan sabun antiseptik dan merupakan responden terbanyak yang menggunakan sabun antiseptik daun sirih.
5.1.5        Karakteristik Responden Tentang Kejadian Fluor Albus Patologis Menurut Suku
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Tentang Kejadian Fluor Albus
              Patologis Menurut Suku di Desa Pojok Wilayah Kerja
              Puskesmas Sukorame Kediri Bulan September Tahun 2011.

Suku
Kejadian Fluor Albus Patologis
Total
Terjadi
Tidak Terjadi
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Jawa
4
4,5
84
94,4
88
98,9
Madura
0
0
1
1,1
1
1,1
Sunda
0
0
0
0
0
0
Lainnya
0
0
0
0
0
0
Total
4
4,5
85
95,5
89
100

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui, bahwa hampir seluruh responden, yaitu 88 (98,9%) berasal dari suku jawa. Sebagian responden 84 (94,4%) yang berasal dari suku jawa, tidak mengalami kejadian Fluor Albus Patologis dan hanya sebagian kecil dari suku jawa, 4 (4,5%), yang mengalami kejadian fluor albus patologis.

5.1.6        Karakteristik Responden Tentang Penggunaan Sabun Antiseptik Daun Sirih Menurut Suku

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Tentang Penggunaan Sabun Antiseptik
                         Daun Sirih Menurut Suku di Desa Pojok Wilayah Kerja
                         Puskesmas Sukorame Kediri Bulan September Tahun 2011.


Suku
Penggunaan Sabun Antiseptik Daun Sirih
Total
Menggunakan
Tidak Menggunakan
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Jawa
38
42,7
50
56,2
88
98,9
Madura
1
1,1
0
0
1
1,1
Sunda
0
0
0
0
0
0
Lainnya
0
0
0
0
0
0
Total
39
43,8
50
56,2
89
100


Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui, bahwa hampir seluruh responden, yaitu 88 (98,9%) berasal dari suku jawa. Sebagian besar responden yang berasal dari suku jawa, yaitu 50 (56,2%) responden, tidak menggunakan sabun antiseptik daun sirih dan hampir setengah responden, yaitu 38 (42,7%) responden saja yang berasal dari suku jawa menggunakan sabun antiseptik daun sirih. Berdasarkan tabel, penggunaan sabun antiseptik daun sirih terbanyak, berasal dari suku jawa.

5.2    Data Khusus
Bagian ini akan menyajikan hasil penelitian tentang penggunaan sabun atiseptik daun sirih dan kejadian fluor albus patologis serta perbedaan kejadian fluor albus patologis antara yang menggunakan dengan yang tidak menggunakan sabun antiseptik daun sirih.
5.2.1        Kejadian Fluor Albus Patologis yang Menggunakan Sabun Antiseptik Daun Sirih

Tabel 5.7 Kejadian Fluor Albus Patologis yang Menggunakan Sabun
              Antiseptik Daun Sirih Pada WUS di Desa Pojok Wilayah
   Kerja Puskesmas Sukorame Kediri Tahun 2011.

Kejadian Fluor Albus Patologis
Frekuensi
Persentase
Terjadi
2
5,1
Tidak Terjadi
37
94,9
Total
39
100
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui, bahwa hampir seluruh responden, yaitu 37 (94,9 %) yang menggunakan sabun antiseptik daun sirih, tidak mengalami kejadian fluor albus patologis.


5.2.2        Kejadian Fluor Albus Patologis yang Tidak Menggunakan Sabun Antiseptik Daun Sirih

Tabel 5.8 Kejadian Fluor Albus Patologis yang Tidak Menggunakan
              Sabun Antiseptik Daun Sirih Pada WUS di Desa Pojok Wilayah
   Kerja Puskesmas Sukorame Kediri Tahun 2011.

Kejadian Fluor Albus Patologis
Frekuensi
Persentase
Terjadi
2
4
TidakTerjadi
48
96
Total
50
100

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui, bahwa hampir seluruh responden, yaitu 48 (96 %) yang tidak menggunakan sabun antiseptik daun sirih, tidak mengalami kejadian fluor albus patologis.

5.3    Analisis dan Hasil Penelitian
5.3.1        Tabulasi Silang Perbedaan Kejadian Kejadian Fluor Albus Patologis antara yang Menggunakan Dengan yang Tidak Menggunakan Sabun Antiseptik Daun Sirih

Tabel 5.9  Tabulasi Silang Kejadian Fluor Albus Patologis Antara yang
     Menggunakan Dengan yang Tidak Menggunakan Sabun
     Antiseptik Daun Sirih Pada WUS di Desa Pojok Wilayah
     Kerja Puskesmas Sukorame Kediri Tahun 2011.

Kejadian Fluor Albus Patologis
Penggunaan Sabun Antiseptik Daun Sirih
Total
Menggunakan
Tidak Menggunakan
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Terjadi
2
2,2
2
2,2
4
4,4
Tidak Terjadi
37
41,6
48
54
85
95,6
                                     P Value = 0,800          α = 0,05 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah responden yang menggunakan sabun antiseptik daun sirih, yaitu 37 (41,6 %), tidak    Fluor Albus Patologis dan sebagian besar responden yang tidak menggunakan sabun antiseptik daun sirih, 48 (54%), tidak terjadi Fluor Albus Patologis.
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa P value =  0, 800 pada α = 0, 05. Hal tersebut menunjukkan bahwa P value > α, sehingga H0 diterima, yang berarti Tidak Ada Perbedaan Kejadian Fluor Albus Patologis Antara yang Menggunakan Dengan yang Tidak Menggunakan Sabun Antiseptik Daun Sirih Pada WUS di Desa Pojok Wilayah Kerja Puskesmas Sukorame Kediri Tahun 2011.