Senin, 22 Januari 2018

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH DI TK MENTARI DESA SAMBI RAMPAK LOR KECAMATAN KOTA ANYAR  KABUPATEN PROBOLINGGO 

WIDIA SHOFA ILMIAH1); FIFIN MAULIDATUL AZIZAH 2); NINA SUKMA AMELIA3)

1  Program Studi D IV Bidan Pendidik, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan
1  Email: widiailmiah@yahoo.com
2  Program Studi D IV Bidan Pendidik, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan


ABSTRAK
Periode lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa tersebut disebut “masa keemasan” (golden period). Menurut Depkes RI (2012) menyatakan bahwa 14% balita Indonesia mengalami gangguan  perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan  pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Hasil studi pendahuluan di TK Mentari diketahui dari 5 anak, terdapat dua anak mengalami gangguan perkembangan sosial kemandirian. Faktor penyebabnya seluruhnya karena faktor ekstrinsik meliputi pola asuh orang tua, faktor ekonomi, lingkungan, gizi anak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak pra sekolah di TK Mentari Desa Sambi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar  Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif jenis analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu seluruh ibu dan anak pra sekolah di TK Mentari Tahun 2015. Sampel yaitu sebagian ibu dan anak pra sekolah sejumlah 50 responden. Teknik sampling yaitu purposive sampling dengan uji statistik Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan p value  0,04 < α (0,05), sehingga H0 di tolak. Kesimpulan yaitu ada hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak pra sekolah di TK Mentari Desa Sambi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar  Kabupaten Probolinggo.
       
Kata Kunci : Pola Asuh, Perkembangan, Anak Pra Sekolah














ABSTRACT

The period of the first five years of lifeis highly sensitive to environment and very quickly moment and can be repeated, so this period mention is golden period. The departement of health says a number of 14% of toddler is impaired development, aboth fine motoric and gross motoric, hearing disorder, under intelegence, speech delay. The result of preliminary of this study from 5 children,have 2 children have social independence disorder. Factors causing of this, all influence external factors, that is parenting, economic, environment, nutrition. Objective of this study is to know association of parenting and development in pre school children in Mentari Pre School North Sambi rampak village, Kotaanyar, Probolinggo district. This study use kuantitative study with analytic correlational and  crosssectional approach. The population is all mother and pre school children in Mentari Pre School 2015. Sample of this study is some mother and pre school children a number of 50 person. Sampling is purposive sampling with spearman rank test. The result shows that p value  0,04 < α (0,05),so Ho is reject.The conclution is there correlation of parenting and development in pre school children in Mentari Pre School North Sambi rampak village, Kotaanyar, Probolinggo district.

Key words: parenting, development, pre school children.



1.    PENDAHULUAN
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih lengkap, memiliki pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Dalam hal ini menyangkut proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2005).
Periode penting dalam perkembangan anak adalah pada masa balita, termasuk masa anak pra sekolah (Soetjiningsih, 2005). Anak pra sekolah adalah anak yang mempunyai rentang usia 3-5 tahun (Wong, 2008). Periode lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa tersebut disebut “masa keemasan” (golden period) (Suryawan, 2010).
Selain itu, pada lima tahun pertama seorang anak terbentuk dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berpikir, kemampuan bahasa, berbicara, bertingkah laku sosial, perkembangan motorik kasar dan motorik halus serta kualitas perkembangan pada masa anak khususnya anak pra sekolah sangat menentukan banyak aspek kehidupan, baik itu aspek kesehatan, aspek prestasi belajar, aspek intelektualitas, aspek produkstivitas di kemudian hari (Suryawan, 2010).
Berdasarkan data Pusdatin Kemenkes RI (2014), jumlah anak pra sekolah di Indonesia sangat besar, yaitu sekitar 9.679.481 sedangkan di Propinsi Jawa Timur sendiri jumlah anak pra sekolah sebesar 1.218.756. Berdasarkan data tersebut, sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas perkembangan balita di Indonesia pada umumnya dan di Jawa Timur khususnya, perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan perkembangan. Selain itu, berbagai faktor lingkungan yang dapat mengganggu perkembangan  anak juga perlu dieliminasi (Jinan, 2015).
Menurut Depkes RI (2012) menyatakan bahwa 14% balita Indonesia mengalami gangguan  perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan  pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Pada tahun 2010 di Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo di Surabaya, dijumpai 133 kasus pada anak dan remaja dengan gangguan perkembangan motorik kasar maupun halus (Suryawan, 2010).
Hasil studi pendahuluan di TK Mentari melalui wawancara dengan Kepala Sekolah diketahui bahwa dari 5 orang anak, terdapat 2 anak yang mengalami ganguan sosial kemandirian, anak cenderung pendiam, menyendiri dan bergantung kepada orang tuanya sedangkan 3 orang anak lainnya tidak ada gangguan perkembangan.
Faktor penyebab terganggunya perkembangan anak pra sekolah yaitu karena faktor intrinsik dan ekstrinsik serta faktor pendukung. Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama berkaitan dengan terjadinya penyakit pada anak, yaitu kelainan kromosom sindorm down/ turner, kelainan pada sistem endokrin misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya, kerusakan otak, kelainan sistem jantung, pernafasan, anemia atau penyakit darah lainnya, kelainan pada sistem pencernaan, ras, etnis, bangsa, jenis kelamin, umur, dan faktor ekstrinsik yang meliputi faktor  psikologis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau tekanan dari orang tua, pola asuh orang tua), depresi, faktor ekonomi, faktor lingkungan sedangkan faktor pendukung yaitu terpenuhinya kebutuhan gizi pada anak, peran aktif orang tua, lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak, peran aktif anak, pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 2005).
Akibat terganggunya perkembangan pada anak pra sekolah yaitu pada umur tertentu anak tidak dapat menguasai tugas perkembangan yang diharapkan kelompok sosialnya, anak tidak dapat melakukan gerak tertentu dan anak akan terhambat dalam mengakses sumber-sumber eksternal serta regulasi emosi dan kecerdasan serta terganggunya interaksi sosial dengan orang lain (Azizahnur, 2012). Selain itu, akibat tidak terpantaunya perkembangan anak balita oleh orang tua balita, mengakibatkan orang tua tidak mengetahui apakah perkembangan anaknya dalam keadaan normal atau tidak.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan perkembangan anak pra sekolah salah satunya dengan memenuhi kebutuhan anak pra sekolah dalam kebutuhan asuh. Dalam hal pola asuh, orang tua mempunyai cara tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anaknya. Cara dan pola tersebut akan berbeda antara orang tua satu dengan orang tua yang lainnya. Kebutuhan pola asuh yang dapat diberikan orang tua pada anak yaitu dengan cara memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah, hukuman serta tanggapan keinginan anaknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini sangat penting untuk dilakukan penelitian, dan memberikan manfaat bagi institusi pendidikan, profesi kebidanan, responden, tempat penelitian. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar  Kabupaten Probolinggo”.

2.    METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana peneliti akan bekerja dengan angka-angka sebagai perwujudan atas sesuatu yang diamati atau diteliti. Rancangan penelitian ini analitik korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dengan pendekatan crossectional dimana data dikumpulkan pada waktu yang sama (Hidayat, 2007). Jenis uji statistik Spearman Rank.
Populasi penelitian ini adalah Seluruh ibu dan anak pra sekolah di TK Mentari Tahun 2015. Sampel penelitian ini yaitu sebagian ibu dan anak pra sekolah sejumlah 50 responden. Teknik sampling penelitian ini yaitu purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket dan lembar observasi DDTK Denver II.
3.    HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Umur
Tabel 1                                                                                                                        Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Umur di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Umur (Tahun)
Frekuensi
%
<20
0
0
20-40
45
90
40-60
5
10
Jumlah
50
100
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa hampir seluruh orang tua responden yaitu 45 orang (90%) memiliki umur antara 20-40 tahun.
Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
%
SD
16
32
SMP
21
42
SMA
11
22
PT
2
4
Jumlah
50
100
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa hampir setengah orang tua responden memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 21 orang (42%) dan SD sebanyak 16 orang (32%).

Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Status Pekerjaan
Frekuensi
%
IRT
42
84
Swasta
1
2
Wiraswasta
7
14
TTNI/ POLRI
0
0
PNS
0
0
Jumlah
50
100
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa hampir seluruhnya status pekerjaan orang tua responden yaitu 42 orang (84%) sebagai ibu rumah tangga (IRT).
Pola Asuh Orang Tua Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo.
Tabel 4                                                                                                                       Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Pola Asuh
Frekuensi
%
Otoriter
0
0
Demokratis
44
88
Permisif
6
12
Jumlah
50
100
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hampir seluruhnya pola asuh orang tua responden yaitu 44 orang (88%) menerapkan pola asuh demokratis dan hanya sebagian kecil orang tua responden yaitu 6 orang (12%) menerapkan pola asuh permisif.
Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo.
Tabel 5                                                                                                                         Distribusi Frekuensi Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Perkembangan
Frekuensi
%
Abnormal
6
12
Meragukan
10
20
Normal
34
68
Tidak dapat diuji
0
0
Jumlah
50
100
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar perkembangan anak pra sekolah yaitu 34 (68%) memiliki perkembangan normal dan hanya sebagian kecil anak pra sekolah yaitu 6 (12%) yang memiliki perkembangan abnormal.


Tabel Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo.
Tabel 6                                                                                                                               Tabel Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Pola Asuh Orang Tua
Perkembangan Anak Pra Sekolah
Total
Abnormal
Meragukan
Normal
Tidak dapat diuji
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
Otoriter
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Demokratis
4
66,7
7
70
33
97
0
0
44
88
Permisif
2
33,3
3
30
1
3
0
0
6
12
Jumlah
6
100
10
100
34
100
0
0
50
100
p value = 0,04      α = 0,05


Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa hampir seluruh orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis, memiliki perkembangan anak yang normal yaitu sebanyak 33 orang (97%), sedangkan orang tua yang menerapkan pola asuh permisif, cenderung memiliki perkembangan anak yang abnormal yaitu sebanyak 2 orang (33,3%).

PEMBAHASAN
Pola Asuh Orang Tua Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hampir seluruhnya pola asuh orang tua responden yaitu 44 orang (88%) menerapkan pola asuh demokratis dan hanya sebagian kecil orang tua responden yaitu 6 orang (12%) menerapkan pola asuh permisif.
Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dirasakan oleh anak, dari segi negatif maupun positif. Pola asuh yang ditanamkan tiap keluarga berbeda, hal ini tergantung pandangan dari tiap orang tua (Baumrind, 1967 dalam Naibaho, 2012). Jenisnya dibagi menjadi pola asuh otoriter, demokratis dan permisif (Silalahi, 2014).
Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan kooperatif terhadap orang lain, sedangkan yang menerapkan pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri. Demikian pula orang tua yang menerapkan pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak impulsif, agresif, tidak patuh, manja, kurang madiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang sosial (Petranto, 2006).
Sedangkan faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu, umur orang tua, keterlibatan orang tua, pendidikan, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stres orang tua, hubungan suami isteri.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 1 diketahui bahwa hampir seluruh orang tua responden yaitu 45 orang (90%) memiliki umur antara 20-40 tahun. Semakin matang usia orang tua, memungkinkan orang tua untuk siap secara fisik maupun psikososial dalam membentuk rumah tangga dan menjadi orang tua.
Hasil penelitian lainnya sesuai tabel 2 diketahui bahwa hampir setengah orang tua responden memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 21 orang (42%) dan SD sebanyak 16 orang (32%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa hampir setengah responden memiliki tingkat pendidikan menengah pertama. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005), bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan seseorang, pengalaman akan semakin bertambah, yang akan mempengaruhi orang tersebut untuk bersikap dan berperilaku. Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi kesiapan mereka menjalankan peran pengasuhan.
Hasil penelitian berikutnya pada tabel 3 diketahui bahwa hampir seluruhnya status pekerjaan orang tua responden yaitu 42 orang (84%) sebagai ibu rumah tangga (IRT). Orang tua yang mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga memberikan peluang yang lebih banyak dalam keterlibatan untuk mengasuh anaknya secara langsung, yang dalam hal ini juga mempengaruhi pola asuh orang tua akan asih dan asah.

Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar perkembangan anak pra sekolah yaitu 34 (68%) memiliki perkembangan normal dan hanya sebagian kecil anak pra sekolah yaitu 6 (12%) yang memiliki perkembangan abnormal.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih lengkap, memiliki pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Dalam hal ini menyangkut proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2005).
Sedangkan faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama berkaitan dengan terjadinya penyakit pada anak, yaitu kelainan kromosom sindorm down/ turner, kelainan pada sistem endokrin misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya, kerusakan otak, kelainan sistem jantung, pernafasan, anemia atau penyakit darah lainnya, kelainan pada sistem pencernaan, ras, etnis, bangsa, jenis kelamin, umur, dan faktor ekstrinsik yang meliputi faktor  psikologis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau tekanan dari orang tua, pola asuh orang tua), depresi, faktor ekonomi, faktor lingkungan sedangkan faktor pendukung yaitu terpenuhinya kebutuhan gizi pada anak, peran aktif orang tua, lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak, peran aktif anak, pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 2005).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tabel 3 diketahui bahwa hampir seluruhnya status pekerjaan orang tua responden yaitu 42 orang (84%) sebagai ibu rumah tangga (IRT). Orang tua yang mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga memberikan peluang yang lebih banyak dalam keterlibatan untuk mengasuh anaknya secara langsung, yang dalam hal ini juga mempengaruhi pola asuh, asih dan asah.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa hampir seluruh orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis, memiliki perkembangan anak yang normal yaitu sebanyak 33 orang (97%), sedangkan orang tua yang menerapkan pola asuh permisif, cenderung memiliki perkembangan anak yang abnormal yaitu sebanyak 2 orang (33,3%).
Hasil analisis data penelitian dengan rumus Spearman Rank, diperoleh hasil p value = 0,04 pada α = 0,05 sehingga menolak H0 yang berarti bahwa Ada hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo.
Hasil penelitian tersebut diatas sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005) bahwa faktor yang mempengaruhi pola asuh yaitu umur orang tua, keterlibatan orang tua, pendidikan, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stres orang tua, hubungan suami isteri. Hal ini juga sejalan menurut Soetjiningsih (2005) bahwa terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan anak, yaitu faktor  psikologis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau tekanan dari orang tua, pola asuh orang tua), depresi, faktor ekonomi, faktor lingkungan sedangkan faktor pendukung yaitu terpenuhinya kebutuhan gizi pada anak, peran aktif orang tua, lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak, peran aktif anak, pendidikan orang tua.
Hal ini sesuai menurut pendapat Petranto (2006) bahwa Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan kooperatif terhadap orang lain, sedangkan yang menerapkan pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri. Demikian pula orang tua yang menerapkan pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak impulsif, agresif, tidak patuh, manja, kurang madiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang sosial yang hal ini dapat mempengaruhi perkembangan anak.
4.    KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Hampir seluruhnya pola asuh orang tua responden yaitu 44 orang (88%) menerapkan pola asuh demokratis dan hanya sebagian kecil orang tua responden yaitu 6 orang (12%) menerapkan pola asuh permisif.
Sebagian besar perkembangan anak pra sekolah yaitu 34 (68%) memiliki perkembangan normal dan hanya sebagian kecil anak pra sekolah yaitu 6 (12%) yang memiliki perkembangan abnormal.
Ada hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo.
SARAN
Sebaiknya orang tua menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik, mengasuh anaknya dan pentingnya keterlibatan orang tua secara langsung dalam mengasuh anaknya sendiri dengan tetap memberikan stimulasi atau asah setiap saat dengan pengawasan dan bimbingan orang tua dan dengan tetap menghargai hak anak.
5.    UCAPAN TERIMAKASIH
Rasa terimakasih kami sampaikan kepada kepala sekolah TK Mentari Desa Sambirampak Lor, mahasiswi Prodi D IV Bidan Pendidik yang telah mendukung penelitian ini dan STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong yang telah memberikan bantuan biaya penelitian.
6.    REFERENSI
Depkes RI. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar, Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Depkes RI.
Fatimah, L. (2010). Hubungan Pola Asuh dengan Perkembangan Anak di R.A Darussalam Desa Sumber Mulyo, Jombang: FIK UNIPDU.
Hurlock, E. B. (1995). Psikologi Perkembangan Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga.
Moersintowarti, B. N. (2010). Prinsip Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Surabaya: Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja FK-UNAIR/RSU Dr. Soetomo.
Singgih, G. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: Gunung Mulia
Soetjiningsih, dkk. (2002). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Jakarta: EGC.
Solichin, dkk. (2001). Pola ASUH yang Mendukung Perkembangan Anak. Jakarta: Dirjen BinKesMas.
Suryawan, A, dkk. (2010). Deteksi Dini Tanda dan Gejala Penyimpangan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Surabaya: IDAI Jatim.

 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH DI TK MENTARI DESA SAMBI RAMPAK LOR KECAMATAN KOTA ANYAR  KABUPATEN PROBOLINGGO 

WIDIA SHOFA ILMIAH1); FIFIN MAULIDATUL AZIZAH 2); NINA SUKMA AMELIA3)

1  Program Studi D IV Bidan Pendidik, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan
1  Email: widiailmiah@yahoo.com
2  Program Studi D IV Bidan Pendidik, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan


ABSTRAK
Periode lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa tersebut disebut “masa keemasan” (golden period). Menurut Depkes RI (2012) menyatakan bahwa 14% balita Indonesia mengalami gangguan  perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan  pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Hasil studi pendahuluan di TK Mentari diketahui dari 5 anak, terdapat dua anak mengalami gangguan perkembangan sosial kemandirian. Faktor penyebabnya seluruhnya karena faktor ekstrinsik meliputi pola asuh orang tua, faktor ekonomi, lingkungan, gizi anak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak pra sekolah di TK Mentari Desa Sambi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar  Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif jenis analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu seluruh ibu dan anak pra sekolah di TK Mentari Tahun 2015. Sampel yaitu sebagian ibu dan anak pra sekolah sejumlah 50 responden. Teknik sampling yaitu purposive sampling dengan uji statistik Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan p value  0,04 < α (0,05), sehingga H0 di tolak. Kesimpulan yaitu ada hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak pra sekolah di TK Mentari Desa Sambi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar  Kabupaten Probolinggo.
       
Kata Kunci : Pola Asuh, Perkembangan, Anak Pra Sekolah














ABSTRACT

The period of the first five years of lifeis highly sensitive to environment and very quickly moment and can be repeated, so this period mention is golden period. The departement of health says a number of 14% of toddler is impaired development, aboth fine motoric and gross motoric, hearing disorder, under intelegence, speech delay. The result of preliminary of this study from 5 children,have 2 children have social independence disorder. Factors causing of this, all influence external factors, that is parenting, economic, environment, nutrition. Objective of this study is to know association of parenting and development in pre school children in Mentari Pre School North Sambi rampak village, Kotaanyar, Probolinggo district. This study use kuantitative study with analytic correlational and  crosssectional approach. The population is all mother and pre school children in Mentari Pre School 2015. Sample of this study is some mother and pre school children a number of 50 person. Sampling is purposive sampling with spearman rank test. The result shows that p value  0,04 < α (0,05),so Ho is reject.The conclution is there correlation of parenting and development in pre school children in Mentari Pre School North Sambi rampak village, Kotaanyar, Probolinggo district.

Key words: parenting, development, pre school children.


1.    PENDAHULUAN
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih lengkap, memiliki pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Dalam hal ini menyangkut proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2005).
Periode penting dalam perkembangan anak adalah pada masa balita, termasuk masa anak pra sekolah (Soetjiningsih, 2005). Anak pra sekolah adalah anak yang mempunyai rentang usia 3-5 tahun (Wong, 2008). Periode lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa tersebut disebut “masa keemasan” (golden period) (Suryawan, 2010).
Selain itu, pada lima tahun pertama seorang anak terbentuk dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berpikir, kemampuan bahasa, berbicara, bertingkah laku sosial, perkembangan motorik kasar dan motorik halus serta kualitas perkembangan pada masa anak khususnya anak pra sekolah sangat menentukan banyak aspek kehidupan, baik itu aspek kesehatan, aspek prestasi belajar, aspek intelektualitas, aspek produkstivitas di kemudian hari (Suryawan, 2010).
Berdasarkan data Pusdatin Kemenkes RI (2014), jumlah anak pra sekolah di Indonesia sangat besar, yaitu sekitar 9.679.481 sedangkan di Propinsi Jawa Timur sendiri jumlah anak pra sekolah sebesar 1.218.756. Berdasarkan data tersebut, sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas perkembangan balita di Indonesia pada umumnya dan di Jawa Timur khususnya, perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan perkembangan. Selain itu, berbagai faktor lingkungan yang dapat mengganggu perkembangan  anak juga perlu dieliminasi (Jinan, 2015).
Menurut Depkes RI (2012) menyatakan bahwa 14% balita Indonesia mengalami gangguan  perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan  pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Pada tahun 2010 di Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo di Surabaya, dijumpai 133 kasus pada anak dan remaja dengan gangguan perkembangan motorik kasar maupun halus (Suryawan, 2010).
Hasil studi pendahuluan di TK Mentari melalui wawancara dengan Kepala Sekolah diketahui bahwa dari 5 orang anak, terdapat 2 anak yang mengalami ganguan sosial kemandirian, anak cenderung pendiam, menyendiri dan bergantung kepada orang tuanya sedangkan 3 orang anak lainnya tidak ada gangguan perkembangan.
Faktor penyebab terganggunya perkembangan anak pra sekolah yaitu karena faktor intrinsik dan ekstrinsik serta faktor pendukung. Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama berkaitan dengan terjadinya penyakit pada anak, yaitu kelainan kromosom sindorm down/ turner, kelainan pada sistem endokrin misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya, kerusakan otak, kelainan sistem jantung, pernafasan, anemia atau penyakit darah lainnya, kelainan pada sistem pencernaan, ras, etnis, bangsa, jenis kelamin, umur, dan faktor ekstrinsik yang meliputi faktor  psikologis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau tekanan dari orang tua, pola asuh orang tua), depresi, faktor ekonomi, faktor lingkungan sedangkan faktor pendukung yaitu terpenuhinya kebutuhan gizi pada anak, peran aktif orang tua, lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak, peran aktif anak, pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 2005).
Akibat terganggunya perkembangan pada anak pra sekolah yaitu pada umur tertentu anak tidak dapat menguasai tugas perkembangan yang diharapkan kelompok sosialnya, anak tidak dapat melakukan gerak tertentu dan anak akan terhambat dalam mengakses sumber-sumber eksternal serta regulasi emosi dan kecerdasan serta terganggunya interaksi sosial dengan orang lain (Azizahnur, 2012). Selain itu, akibat tidak terpantaunya perkembangan anak balita oleh orang tua balita, mengakibatkan orang tua tidak mengetahui apakah perkembangan anaknya dalam keadaan normal atau tidak.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan perkembangan anak pra sekolah salah satunya dengan memenuhi kebutuhan anak pra sekolah dalam kebutuhan asuh. Dalam hal pola asuh, orang tua mempunyai cara tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anaknya. Cara dan pola tersebut akan berbeda antara orang tua satu dengan orang tua yang lainnya. Kebutuhan pola asuh yang dapat diberikan orang tua pada anak yaitu dengan cara memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah, hukuman serta tanggapan keinginan anaknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini sangat penting untuk dilakukan penelitian, dan memberikan manfaat bagi institusi pendidikan, profesi kebidanan, responden, tempat penelitian. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar  Kabupaten Probolinggo”.

2.    METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana peneliti akan bekerja dengan angka-angka sebagai perwujudan atas sesuatu yang diamati atau diteliti. Rancangan penelitian ini analitik korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dengan pendekatan crossectional dimana data dikumpulkan pada waktu yang sama (Hidayat, 2007). Jenis uji statistik Spearman Rank.
Populasi penelitian ini adalah Seluruh ibu dan anak pra sekolah di TK Mentari Tahun 2015. Sampel penelitian ini yaitu sebagian ibu dan anak pra sekolah sejumlah 50 responden. Teknik sampling penelitian ini yaitu purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket dan lembar observasi DDTK Denver II.
3.    HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Umur
Tabel 1                                                                                                                        Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Umur di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Umur (Tahun)
Frekuensi
%
<20
0
0
20-40
45
90
40-60
5
10
Jumlah
50
100
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa hampir seluruh orang tua responden yaitu 45 orang (90%) memiliki umur antara 20-40 tahun.
Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
%
SD
16
32
SMP
21
42
SMA
11
22
PT
2
4
Jumlah
50
100
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa hampir setengah orang tua responden memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 21 orang (42%) dan SD sebanyak 16 orang (32%).

Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Orang Tua Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Status Pekerjaan
Frekuensi
%
IRT
42
84
Swasta
1
2
Wiraswasta
7
14
TTNI/ POLRI
0
0
PNS
0
0
Jumlah
50
100
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa hampir seluruhnya status pekerjaan orang tua responden yaitu 42 orang (84%) sebagai ibu rumah tangga (IRT).
Pola Asuh Orang Tua Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo.
Tabel 4                                                                                                                       Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Pola Asuh
Frekuensi
%
Otoriter
0
0
Demokratis
44
88
Permisif
6
12
Jumlah
50
100
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hampir seluruhnya pola asuh orang tua responden yaitu 44 orang (88%) menerapkan pola asuh demokratis dan hanya sebagian kecil orang tua responden yaitu 6 orang (12%) menerapkan pola asuh permisif.
Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo.
Tabel 5                                                                                                                         Distribusi Frekuensi Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Perkembangan
Frekuensi
%
Abnormal
6
12
Meragukan
10
20
Normal
34
68
Tidak dapat diuji
0
0
Jumlah
50
100
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar perkembangan anak pra sekolah yaitu 34 (68%) memiliki perkembangan normal dan hanya sebagian kecil anak pra sekolah yaitu 6 (12%) yang memiliki perkembangan abnormal.

Tabel Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo.
Tabel 6                                                                                                                               Tabel Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Pola Asuh Orang Tua
Perkembangan Anak Pra Sekolah
Total
Abnormal
Meragukan
Normal
Tidak dapat diuji
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
Otoriter
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Demokratis
4
66,7
7
70
33
97
0
0
44
88
Permisif
2
33,3
3
30
1
3
0
0
6
12
Jumlah
6
100
10
100
34
100
0
0
50
100
p value = 0,04      α = 0,05

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa hampir seluruh orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis, memiliki perkembangan anak yang normal yaitu sebanyak 33 orang (97%), sedangkan orang tua yang menerapkan pola asuh permisif, cenderung memiliki perkembangan anak yang abnormal yaitu sebanyak 2 orang (33,3%).

PEMBAHASAN
Pola Asuh Orang Tua Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hampir seluruhnya pola asuh orang tua responden yaitu 44 orang (88%) menerapkan pola asuh demokratis dan hanya sebagian kecil orang tua responden yaitu 6 orang (12%) menerapkan pola asuh permisif.
Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dirasakan oleh anak, dari segi negatif maupun positif. Pola asuh yang ditanamkan tiap keluarga berbeda, hal ini tergantung pandangan dari tiap orang tua (Baumrind, 1967 dalam Naibaho, 2012). Jenisnya dibagi menjadi pola asuh otoriter, demokratis dan permisif (Silalahi, 2014).
Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan kooperatif terhadap orang lain, sedangkan yang menerapkan pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri. Demikian pula orang tua yang menerapkan pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak impulsif, agresif, tidak patuh, manja, kurang madiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang sosial (Petranto, 2006).
Sedangkan faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu, umur orang tua, keterlibatan orang tua, pendidikan, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stres orang tua, hubungan suami isteri.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 1 diketahui bahwa hampir seluruh orang tua responden yaitu 45 orang (90%) memiliki umur antara 20-40 tahun. Semakin matang usia orang tua, memungkinkan orang tua untuk siap secara fisik maupun psikososial dalam membentuk rumah tangga dan menjadi orang tua.
Hasil penelitian lainnya sesuai tabel 2 diketahui bahwa hampir setengah orang tua responden memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 21 orang (42%) dan SD sebanyak 16 orang (32%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa hampir setengah responden memiliki tingkat pendidikan menengah pertama. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005), bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan seseorang, pengalaman akan semakin bertambah, yang akan mempengaruhi orang tersebut untuk bersikap dan berperilaku. Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi kesiapan mereka menjalankan peran pengasuhan.
Hasil penelitian berikutnya pada tabel 3 diketahui bahwa hampir seluruhnya status pekerjaan orang tua responden yaitu 42 orang (84%) sebagai ibu rumah tangga (IRT). Orang tua yang mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga memberikan peluang yang lebih banyak dalam keterlibatan untuk mengasuh anaknya secara langsung, yang dalam hal ini juga mempengaruhi pola asuh orang tua akan asih dan asah.

Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar perkembangan anak pra sekolah yaitu 34 (68%) memiliki perkembangan normal dan hanya sebagian kecil anak pra sekolah yaitu 6 (12%) yang memiliki perkembangan abnormal.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih lengkap, memiliki pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Dalam hal ini menyangkut proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2005).
Sedangkan faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama berkaitan dengan terjadinya penyakit pada anak, yaitu kelainan kromosom sindorm down/ turner, kelainan pada sistem endokrin misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya, kerusakan otak, kelainan sistem jantung, pernafasan, anemia atau penyakit darah lainnya, kelainan pada sistem pencernaan, ras, etnis, bangsa, jenis kelamin, umur, dan faktor ekstrinsik yang meliputi faktor  psikologis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau tekanan dari orang tua, pola asuh orang tua), depresi, faktor ekonomi, faktor lingkungan sedangkan faktor pendukung yaitu terpenuhinya kebutuhan gizi pada anak, peran aktif orang tua, lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak, peran aktif anak, pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 2005).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tabel 3 diketahui bahwa hampir seluruhnya status pekerjaan orang tua responden yaitu 42 orang (84%) sebagai ibu rumah tangga (IRT). Orang tua yang mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga memberikan peluang yang lebih banyak dalam keterlibatan untuk mengasuh anaknya secara langsung, yang dalam hal ini juga mempengaruhi pola asuh, asih dan asah.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa hampir seluruh orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis, memiliki perkembangan anak yang normal yaitu sebanyak 33 orang (97%), sedangkan orang tua yang menerapkan pola asuh permisif, cenderung memiliki perkembangan anak yang abnormal yaitu sebanyak 2 orang (33,3%).
Hasil analisis data penelitian dengan rumus Spearman Rank, diperoleh hasil p value = 0,04 pada α = 0,05 sehingga menolak H0 yang berarti bahwa Ada hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo.
Hasil penelitian tersebut diatas sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005) bahwa faktor yang mempengaruhi pola asuh yaitu umur orang tua, keterlibatan orang tua, pendidikan, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stres orang tua, hubungan suami isteri. Hal ini juga sejalan menurut Soetjiningsih (2005) bahwa terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan anak, yaitu faktor  psikologis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau tekanan dari orang tua, pola asuh orang tua), depresi, faktor ekonomi, faktor lingkungan sedangkan faktor pendukung yaitu terpenuhinya kebutuhan gizi pada anak, peran aktif orang tua, lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak, peran aktif anak, pendidikan orang tua.
Hal ini sesuai menurut pendapat Petranto (2006) bahwa Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan kooperatif terhadap orang lain, sedangkan yang menerapkan pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri. Demikian pula orang tua yang menerapkan pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak impulsif, agresif, tidak patuh, manja, kurang madiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang sosial yang hal ini dapat mempengaruhi perkembangan anak.
4.    KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Hampir seluruhnya pola asuh orang tua responden yaitu 44 orang (88%) menerapkan pola asuh demokratis dan hanya sebagian kecil orang tua responden yaitu 6 orang (12%) menerapkan pola asuh permisif.
Sebagian besar perkembangan anak pra sekolah yaitu 34 (68%) memiliki perkembangan normal dan hanya sebagian kecil anak pra sekolah yaitu 6 (12%) yang memiliki perkembangan abnormal.
Ada hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Mentari Desa Sambirampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo.
SARAN
Sebaiknya orang tua menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik, mengasuh anaknya dan pentingnya keterlibatan orang tua secara langsung dalam mengasuh anaknya sendiri dengan tetap memberikan stimulasi atau asah setiap saat dengan pengawasan dan bimbingan orang tua dan dengan tetap menghargai hak anak.
5.    UCAPAN TERIMAKASIH
Rasa terimakasih kami sampaikan kepada kepala sekolah TK Mentari Desa Sambirampak Lor, mahasiswi Prodi D IV Bidan Pendidik yang telah mendukung penelitian ini dan STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong yang telah memberikan bantuan biaya penelitian.
6.    REFERENSI
Depkes RI. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar, Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Depkes RI.
Fatimah, L. (2010). Hubungan Pola Asuh dengan Perkembangan Anak di R.A Darussalam Desa Sumber Mulyo, Jombang: FIK UNIPDU.
Hurlock, E. B. (1995). Psikologi Perkembangan Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga.
Moersintowarti, B. N. (2010). Prinsip Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Surabaya: Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja FK-UNAIR/RSU Dr. Soetomo.
Singgih, G. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: Gunung Mulia
Soetjiningsih, dkk. (2002). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Jakarta: EGC.
Solichin, dkk. (2001). Pola ASUH yang Mendukung Perkembangan Anak. Jakarta: Dirjen BinKesMas.
Suryawan, A, dkk. (2010). Deteksi Dini Tanda dan Gejala Penyimpangan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Surabaya: IDAI Jatim.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar